Antara Kholid bin Walid dan Umar bin Khathab
Oleh : Ust. Nurhakim Zaki
Masalah antara Khalifah Umar bin Khathab dan Kholid bin Walid ini, terlalu banyak orang yg menyederhanakannya, lalu ada yg mengkiaskan kejadian hari ini dengan peristiwa Umar bin Khathab dan Kholid bin Walid. Hingga ada yg menuntut orang lainnya bersikap seperti Kholid tapi dia tidak mau bersikap seperti Umar, dan ketika yg lainnya bersikap seperti Kholid beneran, yg minta ga siap jadi Umar.
Peristiwa ini sebenarnya banyak Hikmah dan pelajarannya sekiranya kita mau membedahnya.
Kholid tidak melawan Umar, Benarkah?
Pertama, merujuk pada apa yg ditulis Dr. Shalabi, salah satu Ulama kontemporer yg diakui kepakarannya d bidang Sejarah, beliau menulis bahwa, pemecatan Kholid itu terjadi 2 kali.
Pertama, pemecatan Kholid dari panglima Utama yg membawahi panglima2 lainnya, dan menggantinya dengan Abu Ubaidah orang yg digelari oleh Nabi Aminu hadzihilummah. Sementara Kholid tetap menjadi bagian dr team leader bersama panglima yg lainnya, dan posisinya menjadi penasihat Abu Ubaidah, Hingga tidak ada Keputusan Strategis Kecuali Kholid ikut serta dalam musyawarahnya.
Kedua, pemecatan Kholid sebagai salah satu panglima perang, karena ada perbedaan pandangan antara Khalifah Umar dan Kholid dalam urusan pengalokasian dana yg ada dalam diri Kholid, juga terdapat syubhat Apakah harta yg dialokasikan Kholid untuk seorang penyair Alatsats bin Qais 10rb dirham, itu dr harta kaum Muslimin atau harta Kholid?
Berangkatlah Kholid bin Walid ke Madinah karena merasa terzhalimi. Dan terjadilah Peristiwa persidangan terbuka antara Khalifah Umar dan Kholid bin Walid di hadapan kaum Muslimin, persidangan ini diceritakan dengan sangat apik oleh seorang Penulis kelahiran Indonesia, yg karyanya Malhamah Umar, mendunia dan diakui oleh para Sejarahwan (Ali Ahmad Bakatsir, Sebagian tulis beliau telah diterbitkan group Era intermedia, diantaranya, Pahlawan-Pahlawan Yarmuk, Pagar-pagar Damaskus).
Yang menarik dr persidangan ini Bagaimana Kholid bin Walid melawan Keputusan Umar dengan berbagai argumentasi bukan dengan pasukan, dan itu terjadi di hadapan para Sahabat, di Masjid Nabawi (karena memang Khalifah Umar ga punya istana)
Sidang yg terjadi antara Khalifah Umar dan Kholid dengan mengikutsertakan para Sahabat Mulia ini mengajarkan kepada kita Sidang yg fair, bukan Sidang dengan kuisioner, memberikan kesempatan pada Kholid untuk membela diri, terbuka dan tanpa kepura-puraan, bukan tuduhan yg mengada-ada, surat Keputusan sidang juga tidak dijadikan bargaining Politik, tidak juga memonopoli kebenaran misalnya dengan kalimat, Udeh ente taat aja , qiyadah pasti bener 😁
Kholid juga bahkan berbicara untuk menguji keikhlashan dan ketulusan Umar, bahkan dengan berani meminta Khalifah Umar bin Khathab untuk turun dr kekhalifahan (Jadi kalo dapat amanah pemimpin tdk usah baper kalo ada yg minta turun)
Selanjutnya, pelajaran lainnya Walaupun Kholid benar posisinya bahwa beliau tidak berkhianat atas harta kaum Muslimin karena harta yg dia berikan pada penyair yg memujinya adalah harta khusus miliknya (dulu kalo ada penyair yg melantunkan pujian tdk diberi hadiah orang itu dianggap bakhil). Khalifah tetap memecatnya, Inilah perbedaan pandangan ijtihad antara Umar dan Kholid, Umar tetap menganggap memberikan 10rb dirham adalah sikap israf (Padahal memang Kholid Pulang dr peperangan terakhir penaklukan Armenia, membawa ganimah dan fai yg luar biasa besarnya, Hingga ada yg mengatakan kalo dibagikan pada seluruh pasukan yg berperang, bisa kaya 7 turunan ga abis2
Perubahan ijtihad Umar, Khalifah Umar adalah orang yg akan menerima Kebenaran dengan lapang dada. Dalam kitab Albidayah Wanihayah disebutkan, bahwa Khalifah menyadari kekeliruannya dalam memecat Kholid, dan berniat mengangkatnya kembali menjadi panglima, akan tetapi takdir berkata lain, Kholid keburu meninggal. Jadi Kita lihat sekitar 2 tahun dr peperangan terakhir Kholid bersama kaum Muslimin Allah mewafatkannya. Penyesalan dan keinginan Khalifah Umar merubah ijtihadnya bisa Kita lihat dari ungkapan dialog beliau dengan Ali bin Abi Thalib, ketika Kholid meninggal,
وفي رواية أن عمر قال لعلي: ندمت على ما كان مني
Juga ungkapan Umar yg masyhur,
رحم الله أبا بكر، لقد كان أعلم بالرجال مني
Semoga Allah merahmati Abu Bakar, beliau lebih mengenal para Rijal (pejuang, para Sahabat yg menjadi tokoh) daripada aku.
Wallahu alam.

Comments
Post a Comment